Kemudian di-ambil kain, di-bujor sa'orang sa'orang, di-tutup maiat dengan kain itu; di-ambil pula perasap di-buboh api. Ke- mudian dia turun meuchari daun sireh "Barangkali kalau mak datang senang; ta'payah lagi turun didalam glap."
Dudok-lah dia sa'orang sa'orang mengupas pinang dengan kachip. Kupas kupas tinjau ka-luar; Datang kah tidak mak aku ini?" Didalam itu ada-lah bunyi orang di-luar pondok di- kaki tangga. Kata si Debus, "Siapa itu? masok-lah." Di-jawab, "Aku." Masok-lah orang itu rupa-nya seperti sa'orang perempuan yang tua sakali, blakang-nya bongkok, gigi-nya rongak, jari-nya longkai-longkai[1] dan kuku-nya berchanggai.
Kata dia. "Bila mati laki awak?" Di-jawab oleh bini si mati, "Ini-lah petang sudah senja. Baik juga datang mak ini, kawan sa'orang perempuan di-tengah hutan rimba ini."
Kemudian pergi-lah orang tua itu dekat maiat, buka-lah kain selubong, di-buka dia chium jilat maiat itu lagi pandang ka-kiri ka-kanan. Maka bini si mati sudah tampak kelakuan orang tua itu seperti kelakuan hantu, takut-lah dia serta berpikir "Tentu-lah hantu orang tua ini."
Di-dalam itu dia ambil kachip, dia buat buat mengachip pinang; sampei mengachip dia pandang ka-atas, di-ujong alang di-kepala tiang hantu hantu sahja, berjuntai-juntai kaki, seperti Haji pakaian-nya dengan serban besar-besar berambu-rambu. Apa bila di-lihat hantu banyak banyak itu dudok di-alang seram seram bulu tengkok-nya dan ketar lutut-nya, takut di-buat oleh hantu itu.
Maka dengan hal yang demikian dia beri jatoh kachip pinang di-bawah rumah. "Hai! Mak," kata dia, "Kachip kawan jatoh ka-bawah. Kawan nak turun ambil" "Jangan ambil, hari malam malam ini. Ini-lah ada pinang terkachip." "Ta'buleh, mak; ta'chukup pinang di-kachip ini. Kawan nak ambil juga." Turun-lah dia mengambil kachip; sudah sampei ka tanah lari selalu. Ada-lah anggaran sa-puloh depa jauh deripada pondok itu, di-dengar 'bus-bus-bus' di-belakang bunyi hantu-hantu turun mengejar.
Maka pikir si Debus, "Jikalau kawan chabut berlari tentu di- dapat oleh hantu ini. Baik juga kawan menyurok." Menyurok- lah dia di-belakang batang kayu besar; lalu-lah hantu sa-kawan itu menonong[2] sahaja, tiada sangka perempuan itu sudah simpang menyorok.
- ↑ Apparently the same word as Lengkai which Wilkinson translates 'long and slender, willowy, graceful," but used here in an uncomplimentary sense.
- ↑ According to Wilkinson "To walk with the body erect but the legs staggering like a drunken man." The narrator called this 'melelong' not 'menonong' and gave to "menonong" the meaning "To walk looking straight ahead without glancing aside."